Kamis, 29 Mei 2014

Natcha Jantapan
Nama : Mouse Natcha Jantapan (ณัฐชา จันทพันธ์)
Nickname : Mouse (เม้าส์
Pekerjaan : Aktor,Penyanyi (Member dari B.O.Y (Blood of Youth)
Tempat Lahir : Nakornsrithammarat, Thailand
Tanggal Lahir : 25 April 1991
Keluarga : Kakak : Nicky Nachat Jantapan
Tinggi Badan : 178 CM
Berat Badan : 64 KG
Golongan Darah : O
Hobbi : Membaca komik
Warna favorit : Hitam,putih,merah muda
Penyanyi favorit : Golft Mike,Bodyslam
Pendidikan :  
AnubanSrithammarat (grade: 1-5)
Pichayaseuksa (6th grade)
Horwangnon(grade: 7-9)
GED(grade: 10-12)


DRAMA :
  • Nong Mai Rai Borisut (ch. 3/ 2007) (appeared in 3 episodes)
  • Loma Klah Tah Fun (Modern 9/2011)
  • Sai Fah Kub Somwang with Aim Siriphitchaya Wisitwaithakakun (Ch.5 2012)
FILM
  • Love Julinsee (2011) as Brite
  • My True Friend (Year : 2011) (Release date : 4 April 2012) 
IKLAN
  • Cornetto
PENGHARGAAN 
  • Rising Star in Dutchie Boy&Girl 2006  
FAKTA
  • Natcha ini memulai karirnya ketika dia mengikuti sebuah acara Rissing Star in Boy&Girl pada 2006. Pada saat itu ia menjadi pemenang, dari sana ia mulai dengan memainkan sebuah film berjudul “Nongmai Rai Borisut” selama tiga episode di tahun 2007. Pada tahun 2008, ia debut menjadi penyanyi di B.O.Y (Blood Of Youth).
    • Natcha atau Mouse ini, sangat suka membaca komik, tetapi saya tidak tahu komik apa yang dia baca. Kalo ditanya soal warna, dia paling suka warna hitam, putih dan pink (so sweet). Dia ini seorang penyanyi lohhh. Saya mengenal atau lebih tepatnya mengetahui Natcha Jantapan ini ketika menonton film Mario Maurer yang berjudul Friends Is Never Die. Difilm ini, Natcha berperan sebagai Song sedangkan Mario sebagai Gun
    • Natcha ini sudah beberapa kali memainkan beberapa drama, diantaranya Nong Mai Rai Borisut (2007) dan Loma Klah Tah Fun (2011). Kalo filmnya dia memainkan film Love Julinsee (2011) dan My True Friend (2012).
Kalo kalian penasaran dengan suaranya Natcha, saya hanya dapat berkata, “Suaranya mengaggumkan”. Yup! Memang suaranya bagus dan sangat khas sekali. Kalo kalian ingin melihat music video-nya, hanya dengan memasukkan kata kunci “B.O.Y MV” maka banyak video Natcha bertebaran disana. Saya mungkin akan memberikan beberapa link untuk melihat video mereka di putaran kedua All About Mouse II.
 

Senin, 24 Februari 2014


Pengertian Polutan

Pengertian Polutan  - Apakah pengertian polutan atau definisi polutan? Mungkin kita sudah sering mendengar istilah polutan dan polusi, diantara keduanya memang sangat berkaitan. Yang disebut polutan adalah zat atau materi yang menyebabkan pencemaran lingkungan atau faktor penyebab pencemaran lingkungan.

Jadi dapat dikatakan kalau polutan merupakan zat pencemar, dimana suatu bahan atau zat dikatan sebagai suatu polutan apabila mempunyai karakteristik sebagai berikut:

  1. Kuantitas dari benda sudah melebihi batas maksimum yang ditetapkan. Dalam hal ini suatu benda yang jumlahnya sudah tidak terkontrol maka benda tersebut bisa menjadi polutan yang merugikan.
  2. Suatu benda yang berada pada tempat yang bukan seharusnya benda tersebut berada, tentu saja kalau kita menjumpai benda asing yang tidak semestinya berada ditempat tertentu, maka benda atau zat itu dapat menjadi suatu polutan.
  3. Suatu bahan atau materi yang berada pada waktu yang salah atau tidak tepat. Walaupun kita sangat memerlukan suatu benda, tapi jika benda tersebut berada pada waktu yang tidak di inginkan maka dapat disimpulkan bahan tersebtu justru menjadi pengganggu atau polutan.


Polutan Polusi Udara Bagian 1

Sebagai lanjutan dari materi yang sebelumnya saya pos. Selanjutnya adalah polutan, sumber atau penyebabnya yang akan kita bahas kali ini ;)

Sebenarnya ini adalah sebagian tugas awal pelajaran IPAku yang telah ku selesaikan minggu ini. Hihihi, ada baiknya khan aku share aja materi yang telah ku rangkum dari berbagai sumber ini. Jadi akan ku bagi saja materinya satu persatu. Biar kamu yang baca tidak olab(overload) saat membacanya.


Polutan Polusi Udara




Menurut  Harssema  dalam  Mulia  (2005),  pencemaran  udara  diawali  oleh adanya  emisi.  Emisi  merupakan  jumlah polutan  atau pencemar  yang  dikeluarkan  ke udara  dalam  satuan  waktu.  Emisi  dapat  disebabkan  oleh  proses  alam  maupun kegiatan  manusia.  Emisi  akibat  proses  alam  disebut biogenic  emissions, contohnya yaitu dekomposisi bahan organic oleh bakteri pengurai yang menghasilkan gas metan (CH4).  Emisi  yang  disebabkan  kegiatan  manusia  disebut   anthropogenic  emissions. Contoh anthropogenic  emissions  yaitu  hasil  pembakaran  bahan  bakar  fosil, pemakaian zat kimia yang disemprotkan ke udara, dan sebagainya.
            Nugroho (2005) menyebutkan sumber pencemaran udara dengan istilah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terjadi secara alamiah. Sedangkan faktor eksternal merupakan pencemaran udara yang diakibatkan ulah manusia.
Sumber pencemar udara dapat pula dibagi atas:

  • Sumber bergerak, seperti: kendaraan bermotor 
  • Sumber tidak bergerak, seperti: 
  1. Sumber titik, contoh: cerobong asap 
  2.  Sumber  area,  contoh: pembakaran terbuka di wilayah  pemukiman (Soemirat, 2002)
          
 Jenis-jenis pencemar udara:
Ada beberapa jenis pencemar udara, yaitu (Sunu, 2001): 

1.      Berdasarkan bentuk
a.      Partikulat  m empunyai ukuran diameternya besar dari 0,002 μm dan kecil dari 500 μm.
b.      Debu adalah partikel padat yang kecil hasil proses pemecahan massa yang besar seperti penggerusan, penggilingan, blasting, dll. Debu mempunyai ukuran partikel dari 1,0 sampai 10000 μm.
c.      Asap adalah partikel padat yang halus sebagai hasil dari pembakaran yang tidak sempurna dari parikel organik seperti batubara, kayu, ataupun tembakau yang terutama dari karbon dan bahan yang dapat terbakar lainnya ukuran 0,5 – 1 μm.
d.     Jelaga adalah partikel padat yang halus ( 0,03 – 0,3 μm ) seringkali dari oksida-oksida logam Zn dan Pb terbentuk dari kondensasi uap bahan padat.
e.      Abu berterbangan adalah partikel halus yang tidak terbakar dapat dari senyawa metalik dan mineral yang mempunyai ukuran seperti debu.
f.       Kabut adalah partikel cair atau jatuh yang terbentuk dari kondensasi uap dengan ukuran diameternya kurang dari 10 μm.
g.      Spray adalah partikel cair atau jatuh yang terbentuk dari cairan induk seperti pestisida dan herbisida dan ukurannya adalah 10 – 1000 μm.

2.      Berdasarkan tempat
a.      Pencemaran  udara  dalam  ruang  (indoor  air  pollution)  yang  disebut  juga udara  tidak  bebas  seperti  di  rumah,  pabrik,  bioskop,  sekolah,  rumah  sakit, dan  bangunan  lainnya.  Biasanya  zat  pencemarnya  adalah  asap  rokok,  asap yang terjadi di dapur tradisional ketika memasak, dan lain-lain.
b.      Pencemaran udara luar ruang (outdoor air pollution) yang disebut juga udara bebas seperti asap asap dari industri maupun kendaraan bermotor.

3.      Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan
a.      Irritansia,  adalah  zat  pencemar  yang  dapat  menimbulkan  iritasi  jaringan tubuh, seperti SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida.
b.      Aspeksia,  adalah  keadaan  dimana darah  kekurangan  oksigen  dan  tidak mampu melepas Karbon  Dioksida. Gas  penyebab tersebut  seperti  CO,  H2S, NH3, dan CH4.
c.      Anestesia,  adalah  zat  yang  mempunyai  efek  membius  dan  biasanya merupakan  pencemaran  udara  dalam  ruang.  Contohnya; Formaldehide dan Alkohol.
d.     Toksis,  adalah  zat  pencemar  yang  menyebabkan  keracunan.  Zat penyebabnya seperti Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida.

4.      Berdasarkan susunan kimia
a.      Anorganik,  adalah  zat  pencemar  yang  tidak  mengandung  karbon  seperti asbestos, ammonia, asam sulfat, dan lain-lain.
b.      Organik,  adalah  zat  pencemar  yang  mengandung  karbon  seperti  pestisida, herbisida, beberapa jenis alkohol, dan lain-lain.

5.      Berdasarkan asalnya
a.      Primer, adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke udara yang menyebabkan  konsentrasinya  meningkat  dan  membahayakan.  Contohnya: CO2, yang meningkat diatas konsentrasi normal.
b.      Sekunder,  adalah  senyawa  kimia  berbahaya  yang  timbul  dari  hasil  reaksi antara  zat  polutan  primer  dengan  komponen  alamiah.  Contohnya: Peroxy Acetil Nitrat (PAN).

6.      Berdasarkan sumber(http://jurnalingkungan.wordpress.com/2010/02/13/44/)
a.      Akibat Letusan Gunung Berapi, salah satu gas pencemar yang di hasilkan oleh gunung berapi adalah SOx.
b.      Akibat Kebakaran Hutan, Ada beberapa bahan polutan dari pembakaran yang dapat mencemari udara, diantaranya adalah bahan polut an primer, seperti: hidrokarbon dan karbon oksida, karbon dioksida, senyawa sulphur oksida, senyawa nitrogen oksida dan nitrogen dioksida. Adapun polutan berbentuk partikel adalah asap berupa partikel karbon yang sangat halus bercampur dengan debu hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
c.      Sumber antropogenik, ini biasanya berhubungan dengan proses pembakaran berbagai jenis bahan bakar
d.     Asap dari penggunaan cat, hair spray, dan jenis pelarut lainnya.
e.      Gas yang dihasilkan dariproses pembuangan akhir di TPA, yang umumnya adalah gas Metan. Gas metan ini memang tidak bersifat racun (toksik), tetapi gas ini termasuk gas yang mudah menyala (flammable) dan dapat membentuk senyawa yang bersifat eksplosive (mudah meledak) jika bereaksi dengan udara;
f.       Militer, seperti senjata nuklir, gas beracun, senjata biologis, maupun roket.

Pengantar Studi Islam "MANUSIA DAN AGAMA"

MANUSIA DAN AGAMA
I.          PENDAHULUAN 
Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memilki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur) potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri makan/minum, seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi takwa seseorang lemah, karena tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku manusia dalam hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi fujurnya yang bersifat instinktif atau implusif (seperti berzina, membunuh, mencuri, minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main judi).Agar hawa nafsu itu terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self control) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
1.    Hakikat Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an memandang manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. Peristiwa yang menimpa Nabi Adam sebagai cikal bakal manusia, yang melakukan dosa dengan melanggar larangan Tuhan, mengakibatkan Adam dan istrinya diturunkan dari surga, tidak bisa dijadikan argumen bahwa manusia pada hakikatnya adalah pembawa dosa turunan. Al-Quran justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini. Bahkan manusia diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya adalah berpembawaan baik (positif, haniif).
Karena itu, kualitas, hakikat, fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada makhluk di dunia ini yang memiliki kualitas dan kesejatian semulia itu . Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas dan hakikat baik benar dan indah itu selalu mengisyaratkan dilema-dilema dalam proses pencapaiannya. Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan yang amat berat untuk bisa menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam hidup manusia selalu dihadapkan pada dua tantangan moral yang saling mengalahkan satu sama lain. Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan jelek selalu menjadi batu sandungan bagi manusia untuk meraih prestasi sebagai manusia berkualitas mutaqqin di atas.
Gambaran al-Qur’an tentang kualitas dan hakikat manusia di atas megingatkan kita pada teorisuperego yang dikemukakan oleh sigmund Freud, seorang ahli psikoanalisa kenamaan yang pendapatnya banyak dijadika rujukan tatkala orang berbicara tentang kualitas jiwa manusia.
Menurut Freud, superego selalu mendampingi ego. Jika ego yang mempunyai berbagai tenaga pendorong yang sangat kuat dan vital (libido bitalis), sehingga penyaluran dorongan ego (nafsu lawwamah/nafsu buruk) tidak mudah menempuh jalan melalui superego (nafsu muthmainnah/nafsu baik). Karena superego (nafsu muthmainnah) berfungsi sebagai badan sensor atau pengendali ego manusia.Sebaliknya, superego pun sewaktu-waktu bisa memberikan justifikasi terhadap ego manakala instink, intuisi, dan intelegensi –ditambah dengan petunjuk wahyu bagi orang beragama– bekerja secara matang dan integral. Artinya superego bisa memberikan pembenaran pada ego manakala ego bekerja ke arah yang positif. Ego yang liar dan tak terkendali adalah ego yang negatif, ego yang merusak kualitas dan hakikat manusia itu sendiri.
2.    Hakekat Manusia (Menurut Islam - Mohammad Sholihuddin, M.HI)
Manusia terdiri dari sekumpulan organ tubuh, zat kimia, dan unsur biologis yang semuanya itu terdiri dari zat dan materi Secara Spiritual manusia adalah roh atau jiwa. Secara Dualisme manusia terdiri dari dua subtansi, yaitu jasmani dann ruhani (Jasad dan roh). Potensi dasar manusia menurut jasmani ialah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, di darat, laut maupun udara. Dan jika dari Ruhani, manusia mempunyai akal dan hati untuk berfikir(kognitif), rasa(affektif), dan perilaku(psikomotorik). Manusia diciptakan dengan untuk mempunyai kecerdasan.
1.    Pengertian Agama
                Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan “din” dalam bahasa Arab dan Semit, atau dalam bahasa Inggris “religion”. Dari arti bahasa (etimologi) agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun temurun. Sedangkan kata “din” menyandang arti antara lain menguasai, memudahkan, patuh, utang, balasan atau kebiasaan.
            Secara istilah (terminologi) agama, seperti ditulisoleh Anshari bahwa walaupun agama, din, religion, masing-masing mempunyai arti etimologi sendiri-sendiri, mempunyai riwayat dan sejarahnya sendiri-sendiri, namun dalam pengertian teknis terminologis ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu:
a.    Agama, din, religion adalah satu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya Yang Maha Mutlak diluar diri manusia;
b.             Agama juga adalah sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya Maha Mutlak tersebut.
c.    Di samping merupakan satu sistema credo dan satu sistema ritus, agama juga adalah satu sistem norma (tata kaidah atau tata aturan) yang mengatur hubungan manusia sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaktub diatas.
          Menurut Durkheim, agama adalah sistem kepercayaan dan praktik yang dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus. Bagi Spencer, agama adalah kepercayaan terhadap sesuatu yang Maha Mutlak. Sementara Dewey, menyatakan bahwa agama adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam jiwanya; agama adalah pengenalan manusia terhadap kekuatan gaib yang hebat.
          Dengan demikian, mengikuti pendapat Smith, tidak berlebihan jika kita katakan bahwa hingga saaat ini belum ada definisi agama yang benar dan dapat ditarima secara universal.
2.    Syarat-Syarat Agama
a.    Percaya dengan adanya Tuhan
b.    Mempunyai kitab suci sebagai pandangan hidup umat-umatnya
c.    Mempunyai tempat suci
d.   Mempunyai Nabi atau orang suci sebagai panutan
e.    Mempunyai hari raya keagamaan
3.    Unsur-Unsur Agama
            Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
1.     Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
2.     Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
3.     Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agam.
4.     Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
5.     Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
4.    Fungsi Agama
·       Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
·       Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
·       Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
·       Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
·       Pedoman perasaan keyakinan
·       Pedoman keberadaan
·       Pengungkapan estetika (keindahan)
·       Pedoman rekreasi dan hiburan
·       Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

D.      KARATERISTIK AGAMA

Karakteristik agama dalam kehidupan manusia seperti halnya bangunan yang sempurna. Seperti dalam salah satu sabda nabi Muhammmad,bahwa beliau adalah penyempurna bangunan agama tauhid yang telah dibawa oleh para nabi dan rosul sebelum kedatangan beliau.
Layaknya sebuah bangunan agamapun harus memiliki rangka yang kokoh, tegas, dan jelas. Rangka yang baik adalah rangka yang menguatkan bangunan yang akan dibangun diatasnya. Memiliki ukuran yang simetris satu sama lainnya. Komposisi bahan yang tepat karena berperan sebagai penopang. Oleh sebab itu, kerangka harus memiliki luas yang cukup atau memiliki perbandingan yang sesuai dengan bangunannnya. Itulah sebaik-baiknya agama dengan demikian agama pada dasarnya berperan sebagai pedoman kehidupan manusia, untuk menjalani kehidupannya dibumi. Manusia akan kehilangan pedoman atau pegangan dalam menjalani kehidupan di dunia bila tidak berpedoman pada agama. Dewasa ini agama mengalami beralih dan berpedoman kepada akal logikanya. Padahal akal dan logika manusia memiliki keterbatasan yaitu keterbatasan melihat masa depan. Sedangkan agama telah disusun sedemikian rupa oleh sang pencipta agar menjadi pedoman sepanjang hayat manusia. Akibat dari skularisme ini mnimbulkan gaya hidup baru bagi kaum muslim yakni gaya hidup hedomisme dan pragmatis.
Adapun karakteristik agama pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.    Agama adalah suatu sistem tauhid atau sistem ketuhanan(keyakinan) terhadap eksistensi suatu yang absolut(mutlak), diluar diri manusia yang merupakan pangkal pertama dari segala sesuatu termasuk dunia dengan segala isinya.
2.    Agama merupakan sistem ritual atau peribadatan(penyembahan) dari manusia kepada suatu yang absolut.
3.    Agama adlah suatu sistem nilai atau norma (kaidah) yang menjadi pola hubungan manusiawi antara sesama manusia dan pola hubungan dengan ciptaan lainnya dari yang absolut.

 

E.       HUBUNGAN AGAMA DENGAN MANUSIA DALAM KEHIDUPAN
           
Agama dan kehidupan beragama merupakan unsur yang tak terpisahkan dari kehidupan dan sistem budaya umat manusia. Sejak awal manusia berbudaya, agama dan kehidupan beragama tersebut telah menggejala dalam kehidupan, bahkan memberikan corak dan bentuk dari semua perilaku budayanya. Agama dan perilaku keagamaan tumbuh dan berkembang dari adanya rasa ketergantungan manusia terhadap kekuatan goib yang mereka rasakan sebagai sumber kehidupan mereka. Mereka harus berkomunikasi untuk memohon bantuan dan pertolongan kepada kekuatan gaib tersebut, agar mendapatkan kehidupan yang aman, selamat dan sejahtera. Tetapi “apa” dan “siapa” kekuatan gaib yang mereka rasakan sebagai sumber kehidupan tersebut, dan bagaimana cara berkomunikasi dan memohon peeerlindungan dan bantuan tersebut, mereka tidak tahu. Mereka hanya merasakan adanya da kebutuhan akan bantuan dan perlindunganya. Itulah awal rasa agama, yang merupakan desakan dari dalam diri mereka, yang mendorong timbulnya perilaku keagamaan. Dengan demikian rasa agama dan perilaku keagamaan (agama dan kehidupan beragama) merupakan pembawaan dari kehidupan manusia, atau dengan istilah lain merupakan “fitrah” manusia.
1.    Perkembangan Agama Dan Kehidupan Budaya Manusia
           
Pada tahap awalnya nampak bahwa agama mendominasi kehidupan budaya masyarakat, kemudian dengan adanya perkembangan akal dan budidaya manusia, maka mulai nampak gejala terjadinya proses pergeseran dominasi agama tersebut, yang pada giliran selanjutnya tersingkirkan dalam kehidupan budaya suatu masyarakat. Namun demikan dengan tersingkirnya dominasi agama itu, maka pertumbuhan dan perkembangan sistem budaya dan peradaban manusia nampak menjadi kehilangan arah dan tujuannya yang pasti, sehingga mereka memerlukan lagi terhadap agama, bukan sebagai yang mendomianasi, tetapi sebagai petunjuk da pengarah kehidupan mereka.
Perkembangan agama dan kehidupan budaya umat manusia dalam proses sejarah yang panjang tersebut dapat dilihat secara selintas pada pertumbuhan dan perkembangan manusia secara individual. Pada tahap awalnya kehidupan manusia diliputi oleh ketidak-tahuan dan ketidak-berdayaan, sehingga sifat ketergantungan pada orang tua (yang memelihara) sangat menonjol. Setelah akal fikiran dan kemampuan budidayanya tumbuh dan berkembang, maka sifat ketergantungan itu semakin berkurang, dan setelah menginajak dewasa sifat kemandiriannya inilah manusia memerlukan adanya pedoman hidup, karena tanpa pedoman/tujuan yang pasti, maka kemandirian akan menimbulkan kekacauan dan malapetaka dalam kehidupan manusia. Kemudian pada masa tua, dimana kemampuan akal fikiran dan budidaya manusia sudah mulai berkurang, maka manusia memerlukan kembali tempat bergantung yang pasti sebagai tempat kembali.
Kalau di hubungkan dengan hukum perkembangan, ketiga tahap perkembangan jiwa atau masyarakat/budaya manusia itu adalah pada tahap awal (masa kanak-kanak) disebut dengan tahap teologik, fiktif; masa remaja (masa tumbuh dan berkembangnya pemikiran abstrak) sebagai tahap metafisik atau abstrak; dan masa dewasa sebagai tahap positif atau riil. Sedangkan masa tua sebagai kelanjutan perkembangan lebih lanjut dari tahap positif  atau riil tersebut.
IV.     KESIMPULAN
Manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikolsogi dan sosial yang memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah dan fungsinya didunia sebagai khalifah Allah), mengantur alam dan mengelolanya untuk mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan tetap tunduk dan patuh kepada sunnatullah. Rasa agama dan perilaku keagamaan (agama dan kehidupan beragama) merupakan pembawaan dari kehidupan manusia, atau dengan istilah lain merupakan “fitrah” manusia.
V.              PENUTUP
Demikian  makalah yang dapat kami paparkan tentang hukum syar’i, semoga bermanfa’at bagi pembaca pada umumnyadan pada kami pada khususnya. Dan tentunya makalah  ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat kami butuhkan, guna memperbaiki makalah selanjutnya.
VI.              DAFTAR PUSTAKA
Fathoni Ahmad Miftah Drs., M.Ag, Pengantar Studi Islam, 2001,  Semarang, Gunung Jati.